PENILAIAN ASSET

Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos/objek aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada periode tertentu.Objek dapat berupa barang, jasa, binatang, tubuh manusia dll. Penilaian pos  asset dimaksudkan untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus diletakan pada tiap pos asset dan apa dasar penilaiannya. Karena adanya berbagai atribut yang disandang oleh pos pos asset, berbagai dasar penilaian harus digunakan dalam penyajian agar informasi semantic yang dikandung berpaut(relevan) bagi pamakai statemen keuangan.

1. Tujuan Penilaian Aset
Tujuan dari penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakanbasis penilaian yang sesuai.Karena pelaporan keuangan ditujunakn untuk investor dan kreditor.

2. Konsep Dan Basis Penilaian
Hendriksen dan Van Vreda(1992) dalam Suwarjono 2005) membahas konsep dan dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu arah aliran aset dan waktu. Bila suatu aset telah dikuasi oleh suatu entitas, masalah penilaian yang muncul adalah dasar apa yang digunakan untuk mempresentasikan makna atau atribut asset secara tepat. Nilai yang diperoleh atas dasar pertukaran pemerolehan disebut dengan nilai masukan, sedangkan jika dilihat dari nilai pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluaran.

3. Nilai Masukan
Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha.

Nilai masukan secara konservatif menunjukkan nilai maksimum objek atau jasa yang bersangkutan. Beberapa dasar dalam penilaian yang masuk dalam kategori nilai masukan adalah:
  • Kos Historis  merupakan jumlah rupiah atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan pada saat terjadinya transaksi. Prinsip kos historis menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
  • Kos Pengganti  merupakan jumlah rupiah / harga pertukaran yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama sejenis. Atau biaya penggantian aktiva milik perusahaan dengan aktiva lain yang sejenis atau sama fungsinya.
  • Kos Harapan merupakan nilai pengorbanan ekonomik di masa mendatang, seandainya jasa aset tersebut diperoleh secara bagian demi bagian (tidak sekaligus), atau nilai sekarang untuk pembayaran kas dimasa mendatang.

4. Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usahamelalui pertukaran atau konversi. Terdapat beberapa prosedur penilaian dalam kategori nilai keluaran, yaitu:
  • Harga Jual Masa Lalu merupakan menunjukan kas yang cukup pasti akan diterima dari pertukaran/konversi suatu pos aset yang timbul karena adanya suatu transaksi di masa lalu. Contoh nya : Piutang usaha
  • Harga Jual Sekarang merupakan menunjukan jumlah rupiah kas atau daya beli yang dapat direalisasi dengan cara menjual aset dipasar bebas dalam kondisi perusahaan melikuidasi atau menjual asetnya secara normal. Contoh: surat berharga dan beberapa jenis persediaan barang tertentu.
  • Nilai Terealisasi Harapan merupakan penerimaan kas atau potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti. Contohnya : investasi dalam obligasi, deposito berjangka dan piutang wesel jangka panjang.


5. Kos Atau Pasar Yang Lebih Rendah
Yaitu kombinasi nilai masukan dan nilai keluaran karena pengertian pasar dalam hal ini dapat berarti pasar barang masukan atau keluaran. Untuk sediaan barang, pasar mengacu ke nilai masukan karena barang biasanya dijual pada pasar yang berbeda. Untuk surat-surat berharga, mengacu pada nilai keluaran karena surat berharga dijual belikan pada pasar yang sama.

6. Penilaian Menurut FASB
Tanpa memperhatikan sifat masukan dan keluaran, FASB menyarankan untuk tetap menggunakan makna penilaian yang sekarang dipraktikkan. FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasikan dalam berbagai atribut penilaian. Bila dikaitkan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat disarikan berikut ini:
  • Historical Cost,Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaandilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranyayang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunyadisesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau diamortisasi.
  • Current (Replacement) Cost. Beberapa sedian disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setara yang harus dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
  • Current Market Value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau setaranyayang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalamkondisi perusahaan yang normal.
  • Net Realizable Value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaanbarang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atausetaranya yang akan diterima dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kasatau setaranya.
  • Present (Or Discounted) Value Of Future Cash Flows. Piutang dan investasi jangka panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutangterlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.


Comments

Popular posts from this blog

Cara mengatasi mendeley yang tidak bisa dibuka

PENGARUH ASPEK – ASPEK DAN KETAHANAN NASIONAL TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Jajanan Masa Kecil Yang Bikin Kangen